Merindukan dan dirindukan adalah dua sisi atau hal yang berbeda. Merindukan
suami, itu artinya kita mendambakan kehadiran suami. Dirindukan suami,
artinya kita yang didambakan oleh suami kehadirannya. Merindukan istri,
itu artinya kita mengharapkan dekat dengan istri. Dirindukan istri,
artinya kita yang diharapkan kehadirannya oleh istri. Merindukan surga,
artinya kita berharap sekali bisa masuk ke dalam Surga. Tapi dirindukan
surga, itu artinya surga merindukan sekali kita masuk ke dalamnya.
Pendek kata merindukan kita yang menjadi subyek. Sedangkan dirindukan,
kita yang jadi objek.
Merindukan surga itu pasti setiap kita. Bahkan, kalau setiap orang
ditanya, “Mau masuk sorga nggak?” Hampir bisa dipastikan setiap orang
akan menjawab mau. Hampir sulit kita temukan ada orang yang justru tidak
mau masuk surga, inginnya masuk neraka misalnya. Kenapa, karena memang
kita mengharapkan kebaikan, keindahan dan kenikmatan yang abadi di
akhirat nanti. Setiap kita merindukan surga.
Tapi bagaimana kalau kita bukan hanya merindukan surga, tapi
dirindukan surga? Subhanalla, itu berarti kita sudah menjadi orang-orang
yang istimewa. Surga mengharapkan kehadiran kita. Surga merindukan kita
memasukinya dan menikmati segala apa yang ada di dalamnya.
Orang yang merindukan surga belum tentu dirindukan surga. Sebagaimana
orang yang ingin masuk surga belum tentu masuk surga. Seperti halnya
juga orang yang berujar merindukan suami, belum tentu dirindukan surami.
Orang yang merindukan istri, belum tentu dirindukan istri. Begitulah
faktanya.
Rasulullah Saw bersabda: “Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam bintu Imran, Fatimah bintu Rasulillah Saw, Khadijah bintu Khuwailid, dan Asiyah.” (HR. Hakim)
Bagaimana menjadi wanita yang tidak hanya merinduakan surga tetapi
bisa menjadi wanita yang dirindukan surga? Saya mempelajari adalah empat
kedudukan wanita yang harus dipahami dan dilakukan agar bisa dirindukan
surga. Pertama, sebagai hamba Allah, maka harus menjadi wanita
yang bertaqwa. Taqwa menjadi kunci utama setelah iman yang menyebabkan
seseorang memasuki surganya Allah Swt. Allah Swt berfirman:
“Siapa saja yang mengerjakan amal salih, baik laki-laki ataupun perempuan, sementara ia seorang Mukmin, mereka pasti akan masuk ke dalam surga, dan mereka tidak akan dianiaya sedikit pun.” (QS an-Nisâ’ [4]: 124)
Taqwa adalah menjalankan setiap perintah Allah (syariat Islam) dan
menjauhi segala larangannya. Pendek kata, ia menjadi pribadi yang taat
pada syariat Islam secara menyeluruh sebagai bentuk dari ekspresi iman
yang ada di dalam dada. Taat sepenuhnya, karena memang Islam itu
sempurna. Taqwa yang mengantarkan seorang wanita menjadi muslimah yang
paripurna, taat syariat mulai dari pakaian, akhlak hingga dalam
aktivitas keseharian yang lainnya. Taqwa sebagaimana yang disampaikan
oleh Ibnu Taimiyah:
Takwa adalah seseorang beramal ketaatan pada Allah atas
cahaya (petunjuk) dari Allah karena mengharap rahmat-Nya dan ia
meninggalkan maksiat karena cahaya (petunjuk) dari Allah karena takut
akan siksa-Nya.
Kedua, sebagai anak dan orang tuanya, seorang wanita harus
berbakti kepada mereka. Karena setiap kita adalah anak dari orang tua
kita. Meski kelak kita belum tentu jadi orang tua. Allah Swt perintahkan
baktinya kita pada kedua orang tua sebagaimana dalam firmanNya:
“Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua (ibu-bapak).” (QS. An Nisaa’ : 36)
Rasulullah Saw juga mengingatkan kita akan penting dan bersarnya
pahala di sisi Allah pagi siapa saja yang berbakti kepada kedua orang
tuanya, terutama kepada ibunya. Sebagaimana yang Rasulullah Saw
kabarkan,
Dari Abdullah bin Mas’ud ra, dia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: “Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?” Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: “Sholat tepat pada waktunya“, Saya bertanya: “Kemudian apa lagi?” Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam “Berbuat baik kepada kedua orang tua“. Saya bertanya lagi: “Lalu apa lagi?” Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Berjihad di jalan Allah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan, jika kelak kita ingin anak-anak kita berbakti kepada kita,
kuncinya kita dulu yang berbakti kepada kedua orang tua kita.
Sebagaimana yang Rasulullah Saw sabdakan:
“Berbaktilah kalian kepada orangtua kalian maka anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian.” (HR. At-Thabrani)
Ketiga, sebagai istri, seorang wanita harus taat pada
suaminya. Ketika seorang wanita sudah menikah, tentu ketaatan sempurna
sekarang kepada suaminya. Bahkan Allah dan RasulNya memerintahkan taat
dalam segala hal kecuali dalam bermaksiat kepada Allah dan RasulNya.
Seorang istri harus taat dan patuh pada suaminya. Karena setelah
menikah, surganya seorang istri berada pada ridha suaminya. Allah Swt
berjanji melalui lisan NabiNya, bahwa wanita yang taat pada suaminya
hadiahnya adalah surga.
“Seorang wanita yang mengerjakan sholat 5 waktu, berpuasa wajib sebulan, memelihara kemaluannya serta taat kepada suaminya maka pasti dia akan masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.” (HR Abu Nu’aim)
Maka ketika seorang suami marah, atau istri berbuat salah, seorang
istri yang dirindukan surga dia akan mendekat kepada suaminya lalu
memintakan ridha darinya. Sungguh indah apa yang disampaikan oleh
baginda Rasulullah Saw:
”Ingatlah, aku akan memberitahu kalian, istri-istri
kalian yang akan menjadi penduduk sorga, yaitu yang penyayang, banyak
anak, dan banyak memberikan manfaat kepada suaminya; yang jika suaminya
marah, ia segera datang hingga berada di pelukan suaminya, kemudian
berkata, “aku tidak bisa memejamkan mata hingga engkau ridha.” (HR. al-Baihaqi)
Keempat, sebagai ibu, seorang wanita harus penuh cinta dan
menjadi pendidik bagi anak-anaknya. Ia bersama suaminya bahu membahu
untuk merawat amanah dari Allah berupa buah hati, menjaganya,
mengasuhnya juga mendidiknya. Sehingga lahirlah darinya anak-anak yang
shalih dan shalihah. Karena tidak bisa dipungkiri, orang-orang hebat itu
lahir dan buah dari didikan ibu yang hebat.
Ketika menafsirkan ayat, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]: 6)
Imam Ali bin Abi Thalib ra berkata,
“Didiklah mereka dan berilah pelajaran yang cukup untuk menghadapi hari esok mereka.”
Ibnu Abbas ra juga mengatakan ketika menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan,
“Laksanakan amal, ta’at kepada Allah dan tinggalkan maksiyat serta suruhlah anakmu selalu mengingat Allah, niscaya akan menyelamatkanmu dari Neraka.”
Semoga dengan empat kedudukan yang dimiliki oleh para wanita, Anda
para muslimah bisa menjadi para Wanita yang Dirindukan Surga. Allahumma
aamiin.